Yuli Ridawati Dahlan

Dra. N. Yuli Ridawati, M.Si. Lahir di Bandung, 09 Juli 1963. Bekerja sebagai Pengawas SMP Disdik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Alumni MWC 4 Jabar...

Selengkapnya
Navigasi Web

SAYAP-SAYAP PATAH (Bagian ke-1)

Sore ini langit cerah. Sudah beberapa hari tak diguyur hujan membuat tanaman di halaman rumahku kehausan. Daunnya yang hijau segar kini nampak layu. Debu jalan yang menempel menambah kusam warnanya. Daun pucuk merah yang segar memancarkan warna merahnya, kini berubah kecoklatan. Kadaka tanduk rusa yang menempel di batang pohon kelapa pun banyak yang kering. Wijaya kusumah dan anggrek bulan pun menunggu belaian. Kasihan sekali mereka. Beberapa hari ini aku disibukkan dengan pekerjaanku sehingga mereka tak tersentuh dan terabaikan. Biasanya dua hari sekali aku menyiraminya. Segera kuambil selang dan kunyalakan keran air di halaman. Byur… Semprotan air menyegarkan tubuh mereka.

“Bu, jangan lupa besok berangkat pagi-pagi ya. Pukul tujuh aku sudah harus di kampus. Acara dimulai pukul delapan,” ujar anak bungsuku mengagetkanku.

“Iya, iya, besok kita berangkat pukul setengah enam. Berangkat lebih pagi agar tidak terjebak macet,” sahutku.

 

Besok adalah hari bersejarah dalam hidupnya. Ia telah menyelesaikan pendidikan sarjananya tepat waktu. Masa empat tahun dilaluinya dengan berbagai  rintangan dan tantangan. Ia mampu menaklukkan rintangan itu hingga akhirnya sampai pada saat yang membahagiakan, wisuda. Alhamdulillah Ya Rabb, Engkau telah memberikan kesempatan padaku untuk mengantarkannya menjadi sarjana. Gadis kecil yang tak pernah mengenal ayahnya itu kini telah menjelma menjadi gadis yang cantik, lincah, dan pintar. Kalau saja ayahnya masih ada, ia pasti bangga menyaksikan putri kecilnya meraih kebahagiaan.

 

Dua puluh dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk melupakan peristiwa yang merenggut kebahagiaanku, menghancurkan hidupku, meluluhlantakkan masa depanku. Butuh waktu yang panjang untuk kembali membangun puing-puing yang remuk agar bisa teguh berdiri. Kami tengah sangat bahagia saat itu. Kehadiran si kecil, bayi perempuan yang montok menggemaskan, yang baru berusia empat bulan melengkapi kebahagiaan kami. Tiga buah hati, dua putra yang gagah dan satu puteri yang cantik. Si sulung Rangga, kelas satu SMP, Ranggi kelas dua SD, dan Raisha, si bungsu yang baru empat bulan.

           

Senja itu aku tengah duduk di ruang tengah sambil menggendong si bungsu. Tidak biasanya ia rewel. “Mungkin ia masuk angin,” pikirku. Aku mengambil dua siung bawang merah, lalu kuparut, dan kucampur dengan minyak telon. Raisha sejenak diam, setelah aku balur dengan ramuan bawang merah tadi. Nampaknya rasa hangat yang menjalari tubuhnya membuat ia sedikit nyaman.

 

Kami hanya berdua, aku dan Raisha yang ada di rumah. Rangga belum pulang. Tadi ia minta izin untuk mengikuti ekstrakurikuler di sekolahnya. Sementara Ranggi sedang belajar mengaji di mesjid. Suamiku masih di luar kota. Sudah dua hari ia berada di Cirebon. Suamiku seorang dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di kotaku. Namun ia pun mengajar di salah satu  perguruan tinggi di Kota Udang tersebut. Setiap hari jumat pagi ia berangkat dan sabtu sore baru pulang. Seperti sore ini aku sedang menantikan kepulangannya.

“Assalaamualaikum,” ucap Ranggi sambil menghampiri dan mencium tanganku. “Ayah belum pulang, Bu?” tanyanya.

“Belum sayang,” jawabku sambil memeluk dan mencium keningnya.

“Ayo sayang simpan dulu tasnya,  ganti baju, lalu makan ya!” lanjutku.

 

Biasanya ayahnya sudah di rumah ketika Ranggi pulang mengaji. Namun entah mengapa, sore ini ia belum pulang juga. Hatiku sedikit khawatir, apalagi Raisha pun rewel dan gelisah. Sebentar-sebentar menangis.

 

Tak lama kemudian Rangga pun datang. Kini rumah mulai ramai lagi. Anak-anak sudah berkumpul semua. Ada tawa dan celoteh dua jagoanku, yang membuat aku selalu bersyukur atas anugerah ini. Dua pangeranku ini sudah menampakkan rasa saling menyayangi dan saling mengasihi. Walaupun kadang-kadang diselingi dengan keisengan Rangga terhadap Ranggi. Dia sering mengganggu adiknya, mengajaknya berantem, khas anak laki-laki.

 

Maghrib telah pergi, isya  telah lewat.  Dua pangeranku sudah terlelap. Tinggal aku dan si bungsu yang masih gelisah. Sekali-kali terbangun karena popoknya basah atau mau mimi.  Aku mulai dihinggapi rasa cemas dan khawatir. Perasaanku gak enak. Muncul pikiran-pikiran buruk. “Mengapa suamiku belum pulang juga. Sekarang sudah pukul sembilan, tidak biasanya ia pulang telat. Tak ada kabar sebelumnya kalau dia akan pulang telat. Mungkin ada pekerjaan yang belum selesai,” batinku. “Atau jangan-jangan....“  Aku tak sanggup menyelesaikan kalimatku. Segera kutepis pikiran negatif itu.

 

Bersambung…

#Harike-33

#Tantangan_60_Hari_Menulis_Gurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAllah! Keren! Bisa jadi novel neeh. Lanjut Teh! Hebat! Cerita apik, menarik, hebat po ko e! Wilujeng!

02 Apr
Balas

Hatur nuhun, say.

03 Apr

Waaaaah bu Yuli, tulistulisannya membuat saya penasaran. Ditunggu kelanjurannya

03 Apr
Balas

Terima kasih Bu Atjih telah berkenan hadir dan.memberi motivasi.

03 Apr

Keren tulisannya. Alhamdulillah, tersalurkan, ternyata ini jagonya menulis ada di KBB.

03 Apr
Balas

Terima kasih Ceuceukuh ya g senantiasa memberikan semangat dan motivasi.

03 Apr

Alur cerita yang menarik dan membuat penasaran, di tunggu Bu kelanjutan ceritanya...hebat..hebat..

03 Apr
Balas

Terima kasih, say. Selalu memberikan sangat.

03 Apr

Waw, keren bu, salut untuk ibu, ditunggu kelajutanya bu

03 Apr
Balas

Masya Allah bagus bu

10 Apr
Balas

Keren

03 Apr
Balas

Terima kasih.

03 Apr



search

New Post