Yuli Ridawati Dahlan

Dra. N. Yuli Ridawati, M.Si. Lahir di Bandung, 09 Juli 1963. Bekerja sebagai Pengawas SMP Disdik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Alumni MWC 4 Jabar...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEMUA BERAWAL DARI TERPAKSA

Bukan sebuah kebetulan, jika hari ini saya berkesempatan mengikuti lomba menulis periode Juni 2020. Lomba yang mempersyaratkan pesertanya telah lolos mengikuti tantangan 90 hari menulis tanpa henti. Tema yang diusung adalah The Power of Kepekso. Tema yang mengingatkan akan perjuangan yang tidak mudah untuk menaklukkan tantangan 90 hari menulis tanpa bolong. Tema yang menggambarkan perjuangan seorang gurusianer untuk mendapatkan sertifikat emas. Sebuah puncak penghargaan di negeri Gurusianer.

Ketertarikan saya mengikuti tantangan menulis ini, bermula ketika saya sering melihat postingan teman-teman di facebook. Saya amati dan pelajari ketentuannya. Saya pun bertanya pada seorang sahabat, yang sudah saya anggap sebagai kakak. Dengan senang hati, dia membimbing saya. Dia menjelaskan ketentuan dan cara mengirimkan naskahnya ke blog Gurusiana. Malam itu juga, menjelang deadline, terbanglah tulisan saya yang pertama, berjudul “Hilangnya Si Kolak Singkong.” Hari-hari berikutnya semangat saya makin menggebu dan tulisan pun mengalir setiap hari.

Menginjak hari ke sepuluh, muncul masalah. Kendala klasik yang sering menghinggapi para penulis pemula, yaitu kebuntuan ide. Hampir saja saya tidak bisa melanjutkan tantangan ini. Namun, dengan tekad dan semangat yang dimiliki, saya terus melangkah agar mampu mencapai puncak. Kebuntuan ide ini akhirnya melahirkan tulisan dengan judul “Jalan Masih Menanjak.”

Rintangan tidak berhenti sampai di sana. Kondisi fisik yang tidak mendukung menjadi hambatan berikutnya. Dalam keadaan sakit pun, saya harus tetap menulis. Inilah saat yang saya anggap sebagai saat yang paling heroik. Penglihatan berkunang-kunang, kepala berat dan pusing, tetapi pikiran harus konsentrasi. Dipaksa harus menulis agar tidak bolong sehari pun. Dipaksa untuk bercanda dengan laptop yang tulisannya terlihat seperti menari-nari dan menertawakan. Perjuangan ini melahirkan tulisan dengan judul “Aku Gagal Malam Ini.” Tulisan yang menyelamatkan saya dari kegagalan untuk meraih sertifikat biru.

Mengikuti tantangan Gurusiana etape pertama, 30 hari menulis tanpa henti, adalah tantangan yang paling berat dan menguras energi. Etape yang penuh drama. Adaptasi pada situasi yang baru, dengan menulis tanpa henti setiap hari, merupakan perjuangan yang menguras seluruh potensi diri. Mampu menaklukkannya, adalah modal untuk melangkah menuju etape-etape berikutnya.

Menyelesaikan tantangan 30 hari menulis tanpa henti dan memperoleh sertifikat biru, menjadi nuklir pembangkit semangat untuk melaju pada tantangan 60 hari dan 90 hari. Kebiasaan yang telah terbangun selama tiga puluh hari memberikan dampak yang luar biasa dan menjadi senjata untuk menaklukkan tantangan selanjutnya. Drama-drama yang terjadi pada etape pertama tidak ditemui lagi. Perjalanan lebih mulus, kondisi fisik lebih tangguh, dan mental pun lebih kuat. Keberhasilan menyelesaikan tantangan 60 hari dirayakan dengan tulisan yang berjudul “Si Perak Semakin Mendekat.”

Tiga puluh hari berikutnya, menuju pencapaian prestasi menulis setiap hari selama 90 hari, hanyalah tinggal menghitung waktu. Tuntutan untuk menulis setiap hari tidak lagi menjadi beban. Prosesnya sudah mulai bisa dinikmati. Peristiwa apapun bisa menjadi bahan tulisan. Puncak dari keberhasilan ini diekspresikan dalam bentuk tulisan yang berjudul “Niat yang Kuat, Emas Didapat.”

Tantangan menulis Gurusiana merupakan bagian dari serpihan hakekat kehidupan. Siapapun yang mengikuti tantangan ini, harus patuh pada aturan main. Sama halnya, dengan hakekat kita sebagai manusia, yang tidak terluput dari hukum kausalitas, hukum sebab akibat. Kita tercipta sebagai manusia, maka punya kewajiban untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam syariat-Nya.

Tantangan Gurusiana memberikan pembelajaran tentang konsistensi terhadap pelaksanaan kewajiban. Baik kewajiban sebagai anggota MediaGuru maupun sebagai hamba Allah. Kewajiban yang rutin dilaksanakan setiap hari, jika dijalankan dengan penuh kesadaran dan kesungguhan tidak lagi menjadi beban. Namun, melaksanakannya menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Semua berawal dari terpaksa, lama-lama menjadi biasa, akhirnya luar biasa. Awalnya terpaksa karena ada pihak yang memaksa untuk menulis setiap hari. Lama-lama menjadi terbiasa menulis. Akhirnya, menikmati keterpaksaan itu sebagai sebuah kebutuhan. Kebutuhan untuk selalu menuliskan apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dirasa.

Bandung, 7 Mei 2020

Dra. N. Yuli Ridawati,M.Si., lahir di Bandung, 9 Juli 1963. Saat ini bekerja sebagai Pengawas SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Alumni MWC 4 Jabar dan Sagusabu 2 Daring. Sedang giat belajar menulis bersama Gurusiana dan MediaGuru.

Nomor Anggota MediaGuru: 20200403002844

Nomor kontak yang bisa dihubungi:

- (HP/WA) 081220389848

- Email : [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Good aeticle mom, jd minder sy

07 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bu Karyani. Wah, Ibu juga tulisannya hebat dan keren.

08 Jun

Memang harus dipaksa ya bu

07 Jun
Balas

Betul. Awalnya harus ada pemaksaan.

08 Jun

Selamat Bu semoga sukses...semangat...

07 Jun
Balas

Alhamdulillah, say. Terima kasih telah senantiasa memotivasi dan jadi sumber inspirasi.

07 Jun

Mantap bun

07 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya, say.

07 Jun

Benar Bu...

07 Jun
Balas

Terima kasih Bu Marlina telah berkenan mampir.

07 Jun

Mantap bu

07 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bu Sofiawati.

07 Jun

kayaknya semua ngalami bu..seperti dipaksa, jadi bisa terus terbiasa dan kecanduan..he..he., lanjut u ..salam

07 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya Pak Eko.

08 Jun

Tulisan ibu kereeeen menewen. Semoga sukses menjadi salah satu pemenang lomba. Aamiin

07 Jun
Balas

Aamiiin. Terima kasih apresiasi dan doanya, Neng Nita.

07 Jun

Kerennn bun tulisannya

07 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bu Min.

07 Jun

Puncak dari keberhasilan ini diekspresikan dalam bentuk tulisan yang berjudul Niat yang Kuat, Emas Didapat. mantap bu, tulisan yg inspiratif

07 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya, Pak Amar.

08 Jun

Keren BuMau filenya

13 Jun
Balas

Mantul bunda.

07 Jun
Balas

Terima kasih Bu Ilma telah berkenan hadir.

07 Jun

Mantap Bun, salam kangen

08 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya Bu Maimuna.

08 Jun

Alhamdulillah, semoga sukses dalam lombanya bu

07 Jun
Balas

Aamiiin. Terima kasih apresiasi dan doanya, Pak Yusrin.

08 Jun



search

New Post